tentang gunadarma

Kamis, 18 Oktober 2018

JURNAL TENTANG PENGARUH RENDAMAN AIR LAUT TERHADAP KAPASITAS LENTUR BALOK DENGAN PERKUATAN GERP AKIBAT BEBAN FATIK

ABSTRAK: Perkuatan struktur dengan GFRP merupakan salah satu inovasi yang berkembang pada dunia konstruksi saat ini. Penggunaan material ini cukup luas terutama pada struktur yang telah mengalami penurunan kapasitas akibat umur,pengaruh lingkungan, ataupun pembebanan secara terus-menerus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku lentur balok dengan perkuatan GFRP akibat pengaruh rendaman air laut. Pengujian dilakukan dengan pembebanan fatik dimana benda uji dibebani secara terus-menerus hingga mengalami kegagalan. Benda uji berupa balok beton bertulang dengan ukuran 15 cm x 20 cm x 330 cm sebanyak 4 buah. Masing-masing benda uji diberi perlakuan yang berbeda-beda,1 balok tanpa perkuatan GFRP,1 balok dengan perkuatan GFRP tanpa perendaman,1 balok dengan perkuatan GFRP dengan waktu rendaman 1 bulan dan 1 balok dengan perkuatan GFRP dengan waktu rendaman 6 bulan.Hasil pengujian menunjukkan bahwa persentase selisih momen kapasitas yang terjadi pada balok dengan rendaman 1 bulan dan 6 bulan sebesar 11.53%.
Kata kunci : Kapasitas Lentur, GFRP, Fatik

1. PENDAHULUAN 
Dewasa ini dunia konstruksi mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah satu inovasi yang berkembang adalah perkuatan sturktur. Perkuatan struktur merupakan hal mendasar yang diperlukan bagi struktur yang mulai menunjukkan penurunan kapasitas ataupun mengalami kerusakan akibat umur, pengaruh lingkungan, perubahan pembebanan,kelemahan dalam perawatan, kejadian alam seperti gempa bumi dan berbagai pengaruh lainnya. Glass Fiber Rainforced Polymer adalah salah satu material yang saat ini banyak diteliti sebagai solusi dari perkuatan dan perbaikan struktur beton.Material ini tergolong relatif mahal namun memiliki beberapa kelebihan seperti ketahanan terhadap korosi, memiliki kuat tarik tinggi, elastis dan merupakan material yang sangat ringan. Penggunaan material GFRP cukup luas, tidak hanya terbatas pada konstruksi gedung namun juga digunakan pada konstruksi lepas pantai yang terekspos oleh air laut seperti konstruksi dermaga dan jembatan. Pada umumnya struktur yang terekspos air laut akan mengalami penurunan kekuatan akibat korosi yang terjadi pada tulangan. Secara garis besar masalah yang diteliti pada penelitian ini adalah bagaimana efektifitas penggunaan GFRP sebagai material perkuatan struktur terutama pada balok yang direndam air laut dan menerima pembebanan berulang atau fatik. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pengaruh rendaman air laut terhadap kapasitas lentur balok dengan perkuatan GFRP akibat beban fatik.

2. TINJAUAN PUSTAKA 
2.1. Beton Bertulang 
Berdasarkan SNI-03-2847 pasal 3.13 (2002), beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja
Pada suatu kondisi tertentu balok dapat menahan beban yang terjadi hingga regangan tekan lentur beton maksimum (ε’c)maks mencapai 0.003 sedangkan tegangan tarik tulangan mencapai tegangan leleh fy.. Jika hal itu terjadi, maka nilai fs = fy dan penampang dinamakan mencapai keseimbangan regangan (penampang bertulangan seimbang)
Resultan gaya tekan dalam dan resultan gaya tarik dalam arah garis kerjanya sejajar, sama besar namun berlawan arah dengan jarak z sehingga membentuk kopel momen tahanan dalam, dimana nilai maksimumnya disebut sebagai kuat lentur. Nilai Cc dapat dihitung dengan menyederhanakan bentuk distribusi tegangan lentur menjadi tegangan ekuivalen. Blok tegangan ekuivalen ini mempunyai tinggi a dan tegangan tekan rata-rata sebesar 0.85 f’c. Pada keadaan seimbang, nilai Cc = Ts , sehingga luas tulangan longitudinal dapat ditentukan dengan persamaan:
 0.85.f’c.a.b = As.fy .............. (1)

2.2. Glass Fiber Rainforced Polymer (GFRP) 
Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) adalah material komposit yang terdiri dari fibre (serat) glass yang disatukan zat matrik, seperti epoxy atau polyester. Matrik itu sendiri berfungsi sebagai media penyalur tegangan ke serat dan melindungi serat dari pengaruh lingkungan yang agresif (Feldman dan Hartono, 1995). Material ini memiliki banyak keuntungan antara lain tahan terhadap korosi, mempunyai kuat tarik yang tinggi, superior dalam daktilitas, lebih ringan sehingga tidak memerlukan peralatan yang berat untuk dibawa ke lokasi. Disamping itu material ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak tahan terhadap api dan harganya yang relatif mahal.
Adapun karasteristik material GFRP dalam keadaan komposit dapat dilihat dibawah ini; 

Karasteristik GFRP dalam keadaan komposit
PROPERTI LAPIS KOMPOSIT (GFRP+EPOXY) Properti Metode ASTM Nilai Test Nilai Desain Tegangan tarik ultimit dalam arah utama fiber (Psi) D-3039 575 MPa 460 MPa Regangan D-3039 2,2 % 2,2 % Modulus Tarik D-3039 26,1 GPa 20,9, Tegangan tarik ultimit 900 dari arah utama fiber D-3039 25,8 MPa 20,7 MPa (Psi) Tebal lapisan D-3039 1,3 mm 1,3 mm.

Kapasitas momen nominal perkuatan lentur dengan menggunakan FRP dapat dihitung dengan persamaan berikut. Untuk perkuatan lentur ACI committee 440 merekomendasikan nilai faktor reduksi untuk FRP (ωf ) sebesar 0,85.

2.3. Fatik 
Fatik merupakan fenomena terjadinya kerusakan material karena pembebanan yang berulang ulang. Diketahui bahwa apabila pada suatu material dikenakan tegangan berulang, maka material tersebut akan patah pada tegangan yang jauh lebih rendah dibandingkan tegangan yang dibutuhkan untuk menimbulkan perpatahan pada beban statik.
Mekanisme kerusakan fatik dibagi menjadi tiga tahap yaitu inisiasi atau pembentukan retak(crack initiation), pertumbuhan dan perambatan retak (crack growth, crack propagation) dan kerusakan fatik (fatigue damage). Proses kerusakan fatik dimulai dari pembebanan berulang pada material selama waktu tertentu sehingga terbentuk regangan plastis pada daerah konsentrasi tegangan. Regangan plastis ini akan memicu terbentuknya inisiasi retak. Tegangan tarik kemudian akan memicu inisiasi retak untuk tumbuh dan merambat sampai terjadinya kerusakan. Untuk pengujian fatik ACI committee 440 merekomendasikan nilai tegangan beton dibawah beban layang harus dibatasi pada 45% f’c dan untuk tegangan baja dibatasi pada 80% fy seperti pada persamaan berikut:
fc ≤ 45% f’c
fy ≤ 80% fy
3. METODOLOGI PENELITIAN 
3.1. Tahapan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah studi pengaruh rendaman air laut terhadap kapasits lentur balok dengan perkuatan GFRP akibat beban fatik. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan rancangan campuran beton normal dengan f’c = 25 MPa. Penelitian kali ini menggunakan 4 balok beton bertulang dengan dimensi 15 cm x 20 cm x 60 cm. Masing-masing benda uji diberi perlakuan yang berbeda-beda,1 balok tanpa perkuatan GFRP,1 balok dengan perkuatan GFRP tanpa perendaman,1 balok dengan perkuatan GFRP dengan waktu rendaman 1 bulan dan 1 balok dengan perkuatan GFRP dengan waktu rendaman 6 bulan.

3.2. Pengujian Pembebanan Fatik 
Pengujian ini dilakukan pada benda uji skala penuh (full scale) berukuran 150 mm x 200 mm x 3300 mm, dengan memberi pembebanan berulang pada balok beton bertulang dengan frekuensi dan jumlah siklus tertentu. Pembebanan fatik pada pengujian ini mengacu pada ACI 440.2R-08 dimana tegangan tekan beton yang diisyaratkan yaitu sebesar 45% f’c. Adapun data-data yang dihasilkan pada pengujian ini yaitu data regangan dan lendutan untuk tiap siklus pembebanan melalui PC oleh rangkaian alat uji strain gauge.

3.3. Desain Benda Uji 
Benda uji balok ukuran 150 mm x 200 mm x 3300 mm, dibuat sebanyak 4 buah dan dipasang electrical starin gauge pada baja, beton dan GFRP. Pada penelitian ini daerah tarik balok digunakan tulangan 2ø14 (tegangan leleh = 421.71 Mpa),sedangkan untuk tulangan geser digunakan tulangan ø10-77 pada 1/3 bentang kiri dan 1/3 bentang kanan, dan bentang tengah ø10-200 .kuat tekan rata-rata beton (f’c) = 25 MPa. Desain balok sebagai berikut :

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 
4.1.Pengujian Blok BFN
Balok BFN adalah balok normal tanpa perendaman yang berfungsi sebagai balok kontrol untuk balok lain karena memiliki karasteristik yang sama. Pengujian dilakukan dengan pembebanan berulang dengan beban maksimum 19 kN, beban minimum 4 kN dan frekuensi 1.5 Hz. Dari hasil pengujian balok BFN mengalami kegagalan pada siklus 600.000.

4.2. Pola Keretakan 
Pengamatan pola retak dilakukan terhadap benda uji pada saat beban retak pertama sampai beban retak maksimum. Menurut Mccromac(2001),retak lentur adalah retak vertical yang memanjang dari sisi tarik dan mengarah keatas sampai daerah sumbu netral. Pola retak yang terjadi pada semua benda uji pada pengujian ini adalah retak lentur,hal ini dilihat dngan adanya retak-retak yang arah rambatannya vertical dari sisi tarik menuju ke garis netral balok seperti terlihat pada semua gambar pola retak.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 
5.1.Kesimpulan dari hasil penelitian pada benda uji balok beton bertulang dan pembahasan dapat ditarik .
kesimpulan sebagai berikut : 
1. Pemberian beban fatik pada balok beton bertulang menyebapkan terjadinya penurunan kapasitas lentur,hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai regangan beton,regangan baja,regangan GFRP dan lendutan seiring dengan penambahan jumlah siklus pembebanan. 
2. Rendaman air laut menyebabkan terjadinya penurunan kapasitas lentur balok,hal ini dapat dilihat dari menurunnya momen kapasitas yang terjadi pada balok dengan waktu rendaman yang lebih lama. Untuk balok dengan rendaman 1 bulan Mu sebesar 28.7952 kNm ,sedangkan balok dengan rendaman 6 bulan Mu sebesar 25.4724 kNm.Terjadi penurunan momen kapasitas sebesar 3.3228 kNm atau 11.53%. Perkuatan balok dengan GFRP menunjukkan peningkatan kapasitas balok,terbukti dengan kemampuan balok menerima pembebanan berulang hingga siklus yang lebih besar.Balok dengan perkuatan GFRP memiliki kemampuan menerima pembebanan fatik hingga siklus 1.200.0000,sedangkan balok tanpa perkuatan GFRP hanya dapat bertahan hingga siklus 600.000.

5.2.Saran 
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan frekuensi dan jumlah siklus yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan pada umumnya sehingga dapat dilakukan analisa pada perencanaan struktur dengan kondisi pembebanan fatik. 
2. Penelitian harusnya dilakukan dengan jumlah tim yang lebih banyak mengingat pelaksanaan pengujian fatik memerlukan tenaga dan waktu yang cukup besar.

DAFTAR PUSTAKA
ACI.Committee 440.2R-08, 2008.Guide for the Design and Construction of Externally Bonded FRP Systems for Strengthening Concrete Structures. American Concrete Institute. U.S.A Alami Fikri, 2010. Perkuatan Lentur Balok Beton Bertulang dengan Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP). SSeminar dan Pameran HAKI, Jakarta Suardana,I Ketut dan Widiarsa,Ida B G,2008.Perilaku Runtuh Balok Beton Bertulang Yang Diperkuat Lapis Glass Fibre Rainforced Polymer.Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. Duhri, Aswin Perdana, 2013. Studi Pengaruh Sabuk Gfrp Diagonal Terhadap Kuat Lentur Balok Beton Bertulang. Skripsi Strata satu Universitas Hasanuddin, Makassar. MR, Fatriady,2013.Studi Pengaruh Beban Fatik Terhadap Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang Dengan Perkuatan Glass Fibre Rainforced Polymer Sheet.Tesis, Program Magister Universitas Hasanuddin, Makassar.